“Memasak” akuntansi, yuk

Membuat masakan itu tidak sesederhana memotong, menumis, atau membumbui. Segala masakan dimulai dengan niat, terlebih cinta. Artikel ini pernah dipresentasikan di acara TEMAN3 Bali, lalu dimuat di Jurnal Riset Aplikasi Akuntansi dan Manajemen terbitan Politeknik Negeri Malang.

Sila unduh 🙂

Unduh Artikel

Posted in Publikasi Saya, Riset Akuntansi Non Positif | Tagged , , , | 1 Comment

Protected: SAP Metode Penelitian Non-Positif 2015/2016

This content is password protected. To view it please enter your password below:

Posted in Metode Penelitian Non-positif, Perkuliahan S2 | Enter your password to view comments.

Protected: English for Accounting Research Purpose

This content is password protected. To view it please enter your password below:

Posted in Perkuliahan S3 | Enter your password to view comments.

Protected: Sesi Kedua Riset Akuntansi Kritis

This content is password protected. To view it please enter your password below:

Posted in Perkuliahan S3, Riset Akuntansi Kritis | Tagged | Enter your password to view comments.

SAP Financial Statement Analysis

Please make sure, you come to the class well prepared

🙂

2015_Sesi 1_FSA

Posted in Uncategorized | Leave a comment

SAP Akuntansi Internasional Semester Gasal 2015/2016

Salam,

Sila unduh. Jangan lupa, be critical, be creative, be nationalist… 🙂

Sesi1_International Accounting_2015

Posted in Akuntansi Internasional, Perkuliahan S1 | Leave a comment

“Sepucuk Surat untuk Tuhan” (Materi Workshop Metode Penelitian dan EndNote di Universitas Mercu Buana)- 25-27 Agustus 2015

 

Apa jadinya jika ego kecendekiaan mewarnai cara pencarian ilmu pengetahuan? Apa jadinya jika semua bersitegang bahwa kebenaran yang dimiliki setiap orang dianggap sebagai kebenaran mutlak? Jangan-jangan malah kebenaran yang kita miliki justru jauh dari kebenaran itu sendiri…

Mari kita renungi bersama

🙂

Berikut adalah materi yang disampaikan pada Workshop Metode Penelitian di Universitas Mercu Buana, Jakarta.

Sila unduh…

Unduh materi

Posted in Riset Akuntansi Non Positif | Leave a comment

Catatan Etnografis

Beberapa kali saya membaca skripsi/tesis/disertasi  akuntansi yang mengklaim menggunakan etnografi.  Sayangnya, beberapa bahkan hampir semua kehilangan ruh etnografi karena tidak menampilkan satu hal: CATATAN ETNOGRAFIS.

 

“Writing ethnographic fieldnotes- is the primordial textualization that creates a world on the page and ultimately shapes the final ethnographic, published text.” (p16)

 

Tahukah Anda apa arti PRIMORDIAL?

 

Primordial memiliki arti “utama”, “pokok”, “hal yang harus dilakukan pertama kali sebelum melakukan hal lain”.

 

Benar…

 

Poin penting suatu pekerjaan etnografi adalah membuat catatan etnografis (ethnographic fieldstone). Ini dilakukan dengan cara melakukan pencatatan sistematis pada saat seorang etnografer mulai melakukan proses observasi partisipasi langsung. Apa yang membuat studi etnografi unik?

 

Two interconnected activities comprise the core of ethnographic research: (1) firsthand participation in some initially unfamiliar social world and (2) the production of social accounts of that world by drawing upon such participation. (p1)

 

Satu hal yang tentu menarik dari syarat pokok etnografi adalah “initially unfamiliar world”. Artinya memang jika seseorang kemudian mengatakan “Saya mau studi etnografi di budaya Maluku, karena Saya kebetulan orang Maluku”, maka hal ini sebenarnya menggugurkan kemampuan etnografinya. Mengapa? Hal ini terjadi karena elemen “unfamiliar” sudah tidak lagi dimiliki sang etnografer. Akibatnya memang, ia menjadi lebih tidak sensitif pada hal-hal yang seharusnya bisa diangkat. Misalnya seorang yang memiliki darah Madura dan paham budaya Carok, lalu melakukan studi etnografi tentang carok, tidak akan menemukan hal-hal “baru” sebanyak seseorang yang tidak mengenal budaya carok.

 

Kembali ke catatan etnografi sebagai karakter inti etnografi.  Seperti apa catatan etnografis itu?

 

Writing field notes descriptions then, is not so much a matter of passively copying down “facts” about “what happened”. Rather, such writing involves active processes of interpretation and sense-making…in this respect, it is important to recognise that field notes involve inscriptions of social life.

 

The ethnographer “inscribes” social discourse, he writes it down. (p8)

 

Kata benda “inscription”- yang kata kerjanya adalah  “inscribing” berbeda dengan kata “transcription” yang kata kerjanya adalah “transcribing”. Transcribe memiliki arti “to write, type, or print out fully from speech, notes”; artinya secara utuh menangkap apa yang diungkapkan dari berbagai sumber.  Dalam hal ini, misalnya jika Anda melakukan wawancara, lalu hasil wawancara diketik ulang tanpa menghilangkan seluruh hasil wawancara termasuk “mmm…” atau “ooo…”, maka inilah transkripsi.

 

Di sisi lain, “inscribe” yang diartikan menuliskan, juga memiliki arti “put one’s signature”… artinya memang bagaimana seorang etnografer menuliskan ulang situasi yang ia observasi sangat tergantung dari cara ia melihat situasi tersebut.  Catatan etnografis memiliki “signature” etnografernya yang sangat khas. Oleh karena itu menjadi sangat wajar apabila satu kondisi yang sama dapat dimaknai secara berbeda oleh etnografer yang berbeda.

 

Lalu bagaimana dengan reliabilitas temuan jika satu etnografer memaknai hal yang berbeda dengan etnografer lain?

 

Nah, kalau Anda berpikir seperti ini, artinya Anda masih terjebak dalam pola pikir, hallmarks of positivism research, alias objektivitas sebagai kesahihan sebuah hasil penelitian. Perlu diingat, bahwa etnografi tidak berada pada paradigma fungsionalis yang menekankan pentingnya unbiased data.

 

Oleh karena itu pulalah, ada satu hal yang tidak bisa dilakukan oleh seorang etnografer: yaitu memisahkan antara metode dan temuan. Cara mengambil data dan temuan- termasuk respon emosional peneliti- akan tercakup utuh dalam catatan etnografis.

 

Kapan menulis catatan etnografis?

 

Jawabannya tentu sejak Anda memasuki lapangan. Bagaimana jika pada saat tersebut tidak memungkinkan bagi Anda untuk menulis catatan etnografis? Lakukan dahulu apa yang disebut dengan “jotting”. Ini adalah cara untuk menampilkan hal-hal utama yang harus dibahas lebih lanjut dalam catatan etnografis.  Yang jelas, saat Anda memiliki kesempatan tercepat untuk membuat catatan etnografis, jangan ditunda.

 

Sumber utama:

Writing Ethnographic Fieldnotes

Robert M. Emerson, Rachel I. Fretz, Linda L. Shaw

The University of chicago Press, 1995

 

 

Posted in Riset Akuntansi Non Positif | 2 Comments

Materi Kuliah Tamu Penelitian Kualitatif di STIE PERBANAS 2015

Salam, Alhamdulilah, kali kesekian dipercaya untuk berbagi tentang penelitian kualitatif.  Kali ini di STIE PERBANAS Surabaya. Sila unduh, semoga bermanfaat. 2015_Penelitian Kualitatif_STIE PERBANAS

More Galleries | 2 Comments

Silabus Etika Bisnis dan Profesi, Semester Genap 2014-2015 serta artikel-artikel terkait

Salam

Selamat datang di semester genap 2014-2015! 🙂

Pada semester ini, kita akan membahas topik-topik menarik tentang etika, relativisme dan absolutisme-nya.  Kita akan mendalami teori etika dengan selalu mengedepankan daya pikir kritis, kreatif, dan religius tentunya.  Kita juga akan turun ke “lapangan” di mana prilaku etis/tidak etis terjadi setiap hari seringkali tanpa kita perhatikan.

Silakan unduh silabus dan materi terkait.  Sampai jumpa di kelas!

UNDUH SILABUS 2014/2015

Corporate Governance-OECD Principles

ethics towards globalization_managerial auditing

GCG Indonesia-Bapepam

Integrity in Management Consulting

Master-Buku-Pendidikan-Anti-Korupsi-untuk-Perguruan-Tinggi-2012_1

Pancasila dan Pencegahan Kecurangan Rethinking foundation of ethics

The ethics of international transfer pricing-Ak Manjemen

Posted in Etika Bisnis dan Profesi, Perkuliahan S1 | Leave a comment